Inspirasi Anak dengan Impian Masa Depan Terbaik

Inspirasi Anak dengan Impian Masa Depan Terbaik Artikel ini mengambil satu bab dari buku The MODEL for Smart Parents.  Buku ini tujuann...

Inspirasi Anak dengan Impian Masa Depan Terbaik
Inspirasi Anak dengan Impian Masa Depan Terbaik
Artikel ini mengambil satu bab dari buku The MODEL for Smart Parents. Buku ini tujuannya sejiwa dengan motto pendidikan anak dari saya. Yaitu, Mencetak Anak Sukses dan Kontributif Sejak Kecil. Apa itu Sukses dan apa itu Kontributif bisa didiskusikan di sesi diskusi. 

Harvard Business School (Inspirasi Mereka dengan Impian Masa Depan Terbaik)

Pagi yang indah. Dalam perjalanan mengantar anak-anak ke sekolah saya biasa mengisi waktu di dalam mobil dengan bercengkrama. Mengisi pikiran segar mereka dengan hal-hal positif. Pagi hari adalah waktu yang istimewa untuk mendapatkan hasil tuning terbaik.

Pagi itu saya bercerita kepada anak-anak tentang kampus terbaik di dunia. Kampus beken yang sempat saya ceritakan seperti Harvard Business School, Oxford University, Massachusetts Institute of Technology, termasuk Tokyo Institute of Technology. Yang terakhir adalah tempat abinya menimba ilmu dulu di Jepang. Tidak hanya itu saya menyampaikan peluang mereka menembusnya suatu saat nanti. Dengan sedikit sentuhan teknik visualisasi maka cerita kampus hebat dan peluang menembusnya berubah menjadi energi yang menggairahkan anak-anak.

Setelah bicara kampus hebat dan peluangnya, saya berbagi informasi tentang salah satu beasiswa yang dapat membiayai mereka di sana, Presidential College. Saya sebutkan besaran beasiswanya. Lalu mengajak mereka berhitung berapa uang yang dapat mereka kumpulkan selama kuliah di sana. Mereka membuat kalkulasi. Mereka takjub. Membayangkan besarnya uang yang akan terkumpul. Uang itu akan menjadi modal untuk membangun bisnis yang mereka impikan. Paling tidak itulah yang terlontar dari omongan mereka di pagi itu.

Mobil terus menembus segarnya pagi. Imajinasi kampus terhebat, peluang beasiswa berlanjut dengan rencana membangun bisnis dari uang yang terkumpul. Mereka berkhayal dan menghitung pertumbuhan keuntungan bisnis. Saya biarkan khayalan mereka berkelana. Saya nikmati lontaran pikiran-pikiran segar mereka sambil berharap mereka dapat meraih potensi maksimal di masa depan. Semoga Allah swt. memudahkan cita-citamu, Nak. Bukankah Allah swt. mencintai muslim yang kuat?

“Tingginya cita-cita dan kuatnya semangat adalah bagian dari iman” (Imam Ali bin Abi Thalib ra.), Apa yang terjadi setelah perbincangan di mobil itu? Sepulang sekolah mereka bersemangat melihat-lihat kampus terbaik. Berselancar di dunia maya melalui lorong search engine, Google. Mereka cari listing kampus-kampus terbaik. Mereka ketemu dengan Carlifornia Institute of Technology sebagai kampus nomor satu. Mereka pun membicarakannya.

Beberapa hari kemudian saya kumpulkan anak-anak di dalam forum halqah. Saya lanjutkan pembicaraan kami di mobil tentang kampus terbaik. Saya buat gambar seperti di samping. Saya jelaskan sebuah lingkaran target yang bertuliskan Harvard Business School (HBS). Lalu garis-garis yang menuju dan menyentuh lingkaran itu adalah jalan orang-orang yang mau masuk ke sana.  Saya tuliskan nama-nama mereka di garis yang menyentuh HBS. Itu adalah saat lulus Sekolah Menengah Atas. Garis di belakangnya adalah saat mereka menjalani Sekolah Menengah Atas. Lalu ada garis-garis di belakangnya lagi. Berturut-turut menggambarkan saat di Sekolah Menengah Pertama sampai kondisi sekarang.

Saya ajarkan mereka berpikir dengan prinsip “Berawal dari akhir di dalam pikiran”. Memulai dari capaian visi dunia di masa depan kemudian merunutnya pada masa sekarang. Mereka dapat menangkap gagasan bahwa untuk masuk ke Harvard Business School atau sekolah beken yang lain diperlukan garis-garis yang konsisten mengarah ke tujuan. Garis itu melambangkan aktivitas keseharian atau kebiasaan mereka. Garis yang mengarah ke sana berarti keseharian yang relevan untuk sampai di sana.

"Saya jelaskan pula kebiasaan yang tidak menuju lingkaran cita-cita. Saya buatkan garis-garis yang tidak menuju lingkaran target. Untuk menggambarkan perjalanan hidup yang tidak sampai tujuan. Menyimpang entah kemana. Saya dramatisasi penjelasan tentang arah garis yang salah dapat membawa mereka pada kegagalan hidup. Jauh dari pusat cita-cita."
Tentu saja teknik visualisasi ini saya lakukan untuk anak-anak yang usianya cukup matang berpikir abstrak. Waktu itu usia mereka, Shafa (15 tahun), Althof (13 tahun) dan Kautsar (11 tahun). Bila Anda ingin melakukannya pada anak-anak, pastikanlah mereka mampu dan tertarik dengan visualisasi masa depan seperti ini.

Apa yang saya lakukan ini terinspirasi dari praktek Rasulullah saw. Ketika mengajar kadang Rasulullah saw. menggunakan teknik ilustrasi gambar. Dalam bukunya Muhammad Sang Guru, Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah menunjukkan sketsa gambar yang pernah dibuat Rasulullah saw. tentang angan-angan dan gangguan-gangguan yang datang tak terduga. Gambar ini beliau tulis berdasarkan hadits Bukhari yang meriwayatkan kisah dari Abdullah bin Mas’ud ra. Saya tidak menyampaikan gambar beliau di sini. Poinnya adalah gambar sangat efektif untuk mengilustrasikan penjelasan, termasuk penjelasan kepada anak-anak bagaimana masa depan mereka kelak.

Apakah anak-anak saya kelak bisa sampai pada kampus semacam Harvard Business School, Oxford University, California Institute, Massachusetts Institute of Technology atau Tokyo Institute of Technology? Wallahu’alam. Masih banyak kemungkinan. Biarkan nanti mereka yang memutuskan.

Di lain kesempatan saya juga pernah berbincang tentang Al-Azhar Mesir atau King Abdullah University of Science & Technology Saudi Arabia. Sebenarnya bukan tentang kampus beken ini sebagai tujuan utama. Poin utamanya adalah mengajarkan mereka bagaimana membangun visi masa depan. Menginspirasi mereka agar hidup dengan tujuan jauh ke depan. Mengajarkan mereka bahwa untuk meraihnya diperlukan usaha yang relevan.

Begin with the end in the mine. Berawal dari akhir dalam pikiran. Sudahkah Anda berbagi inspirasi masa depan kepada anak-anak Anda? Seperti yang pernah disampaikan oleh Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna "Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok." Semoga Allah swt. memudahkan anak-anak meraih masa depan terbaik mereka. Aamiin ya rabbal 'alamin.


Allah swt. memberi hadiah terindah berupa buah hati. Mereka adalah calon orang-orang hebat yang tidak hanya sukses tapi juga berkontribusi untuk membangun peradaban Islam. Umat Islam itu adalah umat terbaik. Maka kita mustinya juga memberi pendidikan terbaik untuk anak-anak kita. Pandanglah anak-anak kita sebagai anak raja. Anak raja biasanya mendapat yang terbaik. Untuk memberi yang terbaik maka kita perlu ilmu dan pengalaman.


Maka dari itu mari bunda-bunda shalehah kita terus belajar dan mengamalkan apa yang kita pelajari dalam mendidik anak-anak kita. Semoga Allah swt. membudahkan kita mencetak anak yang sukses-bahagia dan kontributif dalam membangun peradaban Islam. 




Resume kulwap jogja
hari dan tanggal : jum'at, 11 Desember 2015
Pukul  : 19.30- 21.30
pemateri : Ust nopriadi
Nopriadi Hermani, Ph.D.
Facebook: Nopriadi Hermani


Twitter: @nopriadi
Tema : The MODEL for smart parent (Harvard Bussines School)
Modetator : Bunda Rita
Notulen : Bunda yosi

Related

Pendidikan Anak 5919777702860234772

Post a Comment

Hai, saya Nurul.
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar pada artikel ini. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam hangat.

emo-but-icon

item