Menu Buka Puasa? Ya, Cabe Everyday!

Menu Buka Puasa? Ya, Cabe Everyday! Ngomongin soal Bulan Ramadhan, pasti tidak lepas sama yang namanya menu buka puasa. Bahkan, kebanya...

Menu Buka Puasa? Ya, Cabe Everyday!
Menu Buka Puasa? Ya, Cabe Everyday!
Ngomongin soal Bulan Ramadhan, pasti tidak lepas sama yang namanya menu buka puasa. Bahkan, kebanyakan orang menyambut Ramadhan dengan kehebohan membuat list menu buka puasa selama 30 hari kedepan dibanding list ibadahnya. Lho, kok saya tahu? Ya karena saya pernah berada pada masa-masa itu! Hehe.. Sekarang sih, menyambut Ramadhan nggak sehuru-hara begitu, dijalani saja hari per-harinya, bahkan saya sengaja tidak menyetok bahan makanan khusus seperti sirup, nata de coco, dll di awal bulan. Kalau pas lagi kepingin, ya tinggal beli, nggak perlu dipaksakan dan jangan dibuat beban. Yang wajib adalah peningkatan ibadahnya dari tahun kemarin, perbaikan apa yang sudah saya lakukan di Ramadhan tahun ini?

Meski begitu, saya tetap berusaha menyajikan menu terbaik setiap harinya. Apalagi anak-anak masih kecil, biar makin semangat juga puasanya. Pas banget dengan tema arisan blog gandjel rel yang dipilih oleh Hidayah Sulistyowati dan Ika Hardiyan Aksari kali ini, yaitu masakan favorit buka puasa.

Sebagai perempuan yang menikah dengan orang Batak sekaligus ibu dari anak-anak yang menyandang marga Harahap, untuk urusan makanan pasti tidak akan terlepas dari masakan padang! Saya yang pecinta makanan pedas rasanya makin klop dengan aneka racikan balado khas Sumatera. Tak terkecuali di bulan Ramadhan seperti ini, Terlebih lagi sejak ibu mertua meninggalkan kami 3 tahun yang lalu, Ramadhan seakan menjadi waktu yang tepat untuk bernostalgia dengan masakan beliau. Jadi, kalau ditanya soal Menu Buka Puasa? Ya, Cabe Everyday!

Menu Buka Puasa? Ya, Cabe Everyday!
Menu-1 : Sayur Sop, Tahu, Tempe, Pindang Balado, Opor Ayam
& Sambal Goreng Telur

Menu Buka Puasa? Ya, Cabe Everyday!
Menu-2 : Sayur Singkong, Daging Balado, Teri Balado
& Bandeng Balado ^_^
Karena kami adalah keluarga Pejabat (Peranakan Jawa Batak), maka Cabai adalah komponen yang tidak boleh absen dari dapur saya. Apapun menu hari itu, bisa dipastikan ada si cabe disana. Hahaha... Salah satu menu favorit keluarga kami adalah sayur singkong yang ditumbuk dengan tambahan cepokak serta bumbu minimalis, yaitu bawang merah, tomat iris, garam dan santan. Saya pun baru tahu kalau orang Sumatera (minimal keluarga besar kami di Padang Sidempuan) kalau memasak sayur bening, ya bumbunya hanya bawang merah dan garam! Hambar dong? Nggak berasa dong? Eits, jangan salah. Justru itulah gunanya lauk. Sayur dengan bumbu minimalis akan nendang rasanya bila diberi lauk aneka balado. Bisa ikan balado, daging balado, udang balado, telur balado, pokoknya huh hah banget lah! Slurup... ehm, siang-siang jadi ngebayangin kan??? ^,^

Saking terbiasanya kami dengan cabai, si sulung (9 yo) pun selalu meminta segala macam lauk yang ada harus dibalado. Minimal harus keliatan cabenya, mau rica-rica ayam, blanak balado, mujahir balado, nila balado, dan segala menu balado lainnya. Untuk menghindari rasa bosan dengan balado, biasanya saya hanya mengganti bumbunya menjadi rica-rica, bumbu rujak, atau aneka bumbu cabai yang lain.

Menikah dengan latar belakang adat yang berbeda membuat saya banyak mempelajari hal-hal baru, sekaligus lebih banyak berkompromi. Setidaknya, keinginan masa kecil saya untuk menikah dengan orang luar jawa biar bisa jalan-jalan keluar pulau jawa, sudah dikabulkan Allah, hehe.. Selamat berpuasa dear, selamat menikmati menu favorit dan nostalgia bersama keluarga.

Salam Hangat,

Related

Omong Kosong 443403050602598552

Post a Comment

  1. Waah keren..keluarga sahabat cabe..tapi kalo cabe lagi mahal rada puyeng ya mbak hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. jelas mba, soalny 2 hari sekali beli cabe. huhuhu...

      Delete
  2. Kalau aku mah gak doyan pedes heuheu

    ReplyDelete
    Replies
    1. masakan sunda jarang sayur pedes gt ya mb. vita? tapi ikan bakar cianjur tetep mantep euy!

      Delete
  3. Emang ya mvak makan kalo ga ada pedes2nya tu kurang mantab

    ReplyDelete
  4. Ini sama banget sama masakan Jawa Timur yg kebanyakan pake cabe & kudu pedes :D

    ~hlistiani.wordpress~

    ReplyDelete
  5. Sama dong kayak aku mbak, penyuka cabai. Biar cabai mahal, teteeeup aja, beli cabai tiap hari

    ReplyDelete
  6. Aku g tll suka pedes mbak..plg ya sambel pecel

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah malah ngirit mba kalo pas cabe lagi mihil..

      Delete
  7. toss mba. masak apapun kalo ga pedes ga enak menurutku juga.hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan2 "pedes" itu nama tengah kita mba, hahaha..

      Delete
  8. Walah, lidah kita sama berarti, Mbak. Tapi, semenjak punya ambeien aku agak kurangi makan pedas, Mbak. Takut juga kalo ambeienku makin parah 😂😂

    Makasih ya Mbak sudah ikut meramaikan arisan blog yang kedua ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ih sama mba, kl pas hamil jd kambuh ambeiennya. jd ga berani makan pedes2.

      Delete
  9. samaan mbak, cabe selalu tersediaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi ga kebayang kalo hidup di luar negeri ya mba, cabenya diganti saos ato paprika. ga nendang blass, hehe..

      Delete

Hai, saya Nurul.
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar pada artikel ini. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam hangat.

emo-but-icon

item