Masih Ingin Latihan Taekwondo?

Masih Ingin Latihan Taekwondo? " Masih ingin latihan taekwondo? "  Pertanyaan itu saya utarakan pada putra sulung kami yang b...

Masih Ingin Latihan Taekwondo?
Masih Ingin Latihan Taekwondo?
"Masih ingin latihan taekwondo?"  Pertanyaan itu saya utarakan pada putra sulung kami yang berusia 7 tahun, setelah dua hari yang lalu ia kalah dalam pertandingan taekwondo pertamanya. 

Memang si Abang ini termasuk anak yang dominan kinestetiknya alias meyukai kegiatan fisik dan susah berdiam diri. Maka wajarlah ketika ia memilih ikut ekstra (les) taekwondo - disamping menggambar dan English class - sejak di bangku kelas satu Sekolah Dasar. Dan saat ada undangan pertandingan taekwondo pun ia dengan semangat ingin ikut serta. Alasannya sangat sederhana, "Abang kepingin dapat piala" ungkapnya. Hehehe...

Saking semangatnya, ia juga meminta kepada sang ayah untuk dibelikan pelindung badan atau body protector yang nanti akan digunakan saat lomba. Sang ayah yang juga tak kalah semangat, akhirnya memesan berbagai pelindung di toko martial art kepada seorang teman. Lucunya, begitu barang yang terdiri dari sebuah body protector, sepasang sarung tangan, sepasang pelindung siku dan lutut, diantar ke rumah kami, harganya sempet bikin shock begitu liat nota! Jebul ternyata, barang begituan mahal amat yak, parahnya lagi yang pesen juga nggak tanya dulu di awal berapa kisaran harganya. Wkwkwk... Okelah, demi anak. Hags..

Gara-gara kejadian itu, saya sampaikan kepada si Abang agar berlatih sungguh-sungguh dan semangat, biar berbagai perlengkapannya yang aduhai harganya itu tidak sia-sia aka mubadzir. Eee.. yang dikasih tau jawabnya, "Abang itu udah mikir terus tiap hari, Bund.. Gimana ya nanti enaknya pas lomba pakai gerakan apa..", "Terus?" timpal saya. "Nah, akhirnya sekarang Abang udah tau! Nanti nih kalau pas duel, misalnya Abang ketendang atau jatuh, kan dihitung tuh sampai 10. Awalnya Abang mau diam dulu, pas ngitungnya sampai tengah-tengah langsung deh Abang 'GABRES' dari bawah!" Hahahaha... Sumpah, sampai ngakak guling-guling saya dengernya. Mana ada teknik gabres-gabresan di taekwondo???? #ketawasampenangis

Saat hari-H tiba, si sulung ditemani oleh ayah dan adiknya, sementara saya menghadiri acara parenting yang diadakan oleh sekolah (ditunggu aja postingan tentang seminar parentingnya ya! ^_^). Dan ternyata, abang kalah dalam duel pertamanya. Melihat video yang diambil oleh ayahnya saja saya sampai ketawa terus, nendangnya belum bisa sampai atas, ditendang pasrah aja, giliran mau nendang balik malah jatuh sendiri. Hehehe... Si Abang malu, down, dan sempat bilang kalau mau ganti masuk club sepak bola aja!

Dari situ saya melakukan percakapan ringan dengan si Abang dan mengevaluasi tentang les taekwondonya yang kurang lebih setahun ini, ada beberapa poin yang bisa saya tangkap :
  • Abang suka taekwondo karena bisa banyak gerak dan bikin berkeringat (anak satu ini memang hoby banget main sampe keringetan).
  • Selama les abang kurang fokus pada kualitas tendangan, tenaga dll. Mottonya mah yang penting bisa lari-lari dan keringetan. Wkwkwk
  • Pertandingan pertama ini membuatnya berpikir lagi, apakah ia senang mengikuti kejuaraan (meski saat ini kalah), atau cukup taekwondo sebagai ilmu pertahanan diri yang harus dimiliki.
  • Bagaimana rencana selanjutnya? Apakah ingin mengikuti tes kenaikan tingkat berikutnya? Atau ingin mencoba olah raga lain (diputuskan sepak bola atau tenis).
Selama proses evaluasi ini saya dan sang ayah berusaha tetap memberinya apresiasi bahwa ia berani bertanding, artinya ia punya rasa percaya diri, berani menerima pukulan dan berani menerima kekalahan (peluuk Bang Kucilll...).

Ternyata eh ternyata, sehari setelah pertandingan Abang diberitahu teman sekelasnya bahwa sebenarnya ia mendapat juara 3 dari segi poin. WOW, Unbelievable! Hanya sayangnya si Abang sudah pulang terlebih dulu ketika pertandingan belum selesai, jadi pialanya tidak bisa diberikan. Meski begitu Abang sangat senang karena usahanya membuahkan hasil, walau sedikit sedih juga karena tidak bisa pegang piala. Katanya, "Padahal Abang kan belum pernah pegang piala lho, Bund.." Hihihi...

"Belajarlah! Karena Tak Ada Seorang pun yang Lahir Dalam Keadaan Pintar."

Akhirnya si Abang bertekad untuk terus belajar taekwondo, lebih sungguh-sungguh, lebih semangat, ingin ikut tes kenaikan tingkat, ingin tetap ikut kejuaraan berikutnya, "kalah lagi juga nggak papa", tekadnya. Dan saya hanya mengajaknya berucap Subhanallah Wal Hamdulillah, Allah selalu melihat usaha hambaNYA, kalau nggak menang sekarang, pasti lain kali. Kalau belum juga, pasti di kejuaraan yang lain, atau bahkan mungkin di bidang yang lain. Percaya saja, tidak ada orang yang tak bisa apa-apa selama mau berusaha.

Mengutip ungkapan mahfudzot favorit saya sejak jaman sekolah dulu, "Belajarlah! Karena Tak Ada Seorang pun yang Lahir Dalam Keadaan Pintar." Jadi saat ditanya kembali, "Masih Ingin Latihan Taekwondo?" ia pun menganggukkan kepalanya semangat dengan senyum dan mata berbinar. ^_^

Salam Hangat, 



Related

Parenting 1777072564182454331

Post a Comment

  1. I suppose that it is natural when your little son chooses to take extra (tutoring) taekwondo - besides drawing and English class.

    ReplyDelete

Hai, saya Nurul.
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar pada artikel ini. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam hangat.

emo-but-icon

item