Mitos Seputar Perlengkapan Bayi

Mitos Seputar Perlengkapan Bayi Menikah dan memiliki buah hati tentulah harapan bagi setiap wanita, yang seolah menjadi sebuah simbol k...

Mitos Seputar Perlengkapan Bayi
Mitos Seputar Perlengkapan Bayi
Menikah dan memiliki buah hati tentulah harapan bagi setiap wanita, yang seolah menjadi sebuah simbol kesempurnaan dalam fase perjalanan hidupnya. Ditunjang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, persiapan menjadi seorang ibu bahkan bisa dimulai sejak jauh-jauh hari sebelum masa kehamilan. Ketika janin mulai tumbuh di dalam rahim, sang ibu adalah orang yang paling bersemangat dalam menyambut kehadiran calon buah hati. Banyak membaca buku parenting untuk membentuk karakter anak sejak bayi, mempersiapkan kamar hingga membeli peralatan dan mainan bayi pun mulai dilakukan. Berbekal nasihat dari orang-orang yang lebih 'berpengalaman' di sekitar kita, seringkali tanpa sadar kita jadi terjebak dalam Mitos Seputar Perlengkapan Bayi.

Berikut beberapa mitos seputar perlengkapan bayi yang perlu kita ketahui :

1. Gurita
Pemakaian gurita pada bayi semenjak lahir sangat lazim di masyarakat kita. Dengan banyaknya tali diikatkan yang justru akan membuat dada sang bayi menjadi sesak, sangat bertolak belakang dengan tujuan pemakaiannya, yaitu untuk menghangatkan bayi.

Alasan lain penggunaan gurita adalah untuk mengantisipasi kembung pada perut bayi. Sebelum mengatakan sang bayi terkena kembung, alangkah baiknya jika kita mengetahui bahwa besarnya perut bayi yang baru lahir bukanlah dikarenakan kembung, namun karena anatomi bayi yang memang unik. Yaitu ukuran perut yang lebih besar dari dada, hal tersebut disebabkan dinding otot perut bayi masih sangat lentur dan belum kokoh. Seiring bertambahnya aktifitas, maka otot perut pun akan mengencang dan tak lagi nampak seperti kembung.

Selain kedua alasan di atas, gurita dimaksudkan untuk melindungi tali pusar bayi agar tidak bergeser yang membuat sang bayi kesakitan. Pahamilah bahwa penggunaan gurita yang ketat justru akan menekan lambung dan membuat bayi tidak nyaman. Hal terpenting dalam merawat pusar adalah kebersihan, jadi pastikan untuk membersihkan pusar dengan alkohol untuk menghindari munculnya infeksi. 

2. Bedong
Tujuan utama dari membedong bayi biasanya untuk menghangatkan tubuh dan untuk meluruskan kaki bayi. Jika untuk menghangatkan tubuh, rasanya jumper dengan bahan lembut yang dapat membalut seluruh tubuh bagai selimut jauh lebih fungsional, dibanding menyiksa bayi dengan bedong.

Sedangkan untuk tujuan meluruskan kaki bayi (pada bayi yang terlahir dengan kaki X atau O), sepanjang penelusuran saya sebelum menulis artikel ini, tidak didapat data maupun bukti empiris yang menyatakan keterkaitan penggunaan bedong dengan lurusnya kaki X atau O. Bahkan saya sendiri yang dari kecil juga dibedong oleh ibu, hingga kini kaki saya tetap O, hehehe... Jadi, jika bermaksud untuk memperbaiki bentuk kaki, bedong bukanlah cara yang tepat. Gunakanlah sepatu terapi, yaitu sepatu khusus yang biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk memperbaiki postur kaki pada bayi. Terlebih lagi, posisi kaki bayi yang baru lahir memang agak bengkok, sehubungan dengan posisi bayi saat berada di dalam kandungan. Kecuali telah dinyatakan adanya kelainan bentuk tulang oleh dokter, sebaiknya kita tak perlu khawatir secara berlebihan.

Kecemasan orang tua ketika melihat bayinya memiliki efek kejut (hynogogic startles) atau kagetan, juga seringkali menjadi pembenaran digunakannya bedong pada bayi. Padahal kagetnya bayi menandakan ia responsif terhadap stimulus yang diterimanya. Gerakan terkejut dengan sedikit gemetar ini akan menghilang ketika bayi menginjak usia 3 bulan. Pelukan ibu lah yang akan memberikannya rasa nyaman dan kehangatan ketika reflek kejut terjadi.

Pertimbangan lain untuk tidak menggunakan bedong pada bayi adalah banyaknya risiko yang bisa saja muncul, seperti dislokasi tulang pinggul, infeksi pernafasan, terhambatnya perkembangan gerak motorik, hingga kematian mendadak pada bayi (Sudden Death Infant Syndrome). Oleh karenanya, mari kita lebih bijak dalam memilih peralatan bayi.

Related

Ulasan 2548058948186616443

Post a Comment

  1. Wah jadi keinget jaman pinya bayi

    ReplyDelete
  2. Yayaya.. Ilmu pengetahuan terus berkembang ya. Kita jadi lebih tahu tentang fakta gurita dan bedong sekarang :)

    ReplyDelete
  3. Tapi sayangnya anak jama sekarang gak pakai ini semua, cobtohnya adikku dan adik iparku, bayinya langsung pakai baju gak pakai gurita dan bedong heuheu

    ReplyDelete
  4. Baby K pake gurita cuma beberapa hari mbak Alhamdulillah ga ada apa2 sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama mba, anak pertama sempat pake gurita bentar. Yg kedua sih udah ga sama sekali..

      Delete
  5. Iya Mba,.. tapi anakku jg masih dipakein, nggak enak sama mertua :P

    Tapi cuma bebcrp hari sih, aku alasan di RS ga dipakein gurita jd nggak dipakein lagi. hihi. Nggak tau deh anak kedua ini ntar gmn :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. I feel you mba, anak pertama pake krn ga enak sama ibu. Tp yang kedua sih udah enggak, sok pengalaman gt jd udh bisa nolak. Hehehe

      Delete

Hai, saya Nurul.
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar pada artikel ini. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam hangat.

emo-but-icon

item