Jiwa yang Tersisa Setelah Corona

Jiwa yang Tersisa Setelah Corona Hampir dua bulan bangsa kita dilanda pandemi Covid-19 atau coronavirus disease , perlahan tapi pasti s...

Jiwa yang Tersisa Setelah Corona
Jiwa yang Tersisa Setelah Corona
Hampir dua bulan bangsa kita dilanda pandemi Covid-19 atau coronavirus disease, perlahan tapi pasti segala sendi kehidupan bermasyarakat kita mulai berubah atas nama adaptasi. Penyebaran virus corona yang luar biasa masif ini menjadikannya pandemi global sejak kasus pertama dilaporkan pada 31 Desember 2019 lalu di Wuhan, China. Berbagai penelitian dilakukan untuk menciptakan vaksin dari virus ini, yang diperhitungkan baru siap disuntikkan pada manusia paling cepat akhir tahun 2022, jika semua tahap berjalan tanpa kendala. Saat ini Tuhan sedang menunjukkan kuasa, bahwa kita bukanlah apa-apa tanpa pertolongan-NYA.

Segala hal mulai tampak berubah dengan adanya berbagai kebijakan pemerintah guna memutus rantai penyebaran Coronavirus ini. Berbagai kebijakan dikeluarkan dan semua cara dicoba. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah dari rumah, hingga dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadi bukti bahwa kita tengah menghadapi masa-masa sulit. 

Kalau ditanya sampai kapan kita di rumah aja? Sampai kapan harus menjaga jarak? Sampai kapan kemana-mana harus pakai masker? Mari kita menilik dari 3 skenario yang disampaikan salah satu media tanah air. Dari perkiraan berikut, setidaknya kita masih bisa berharap pada skenario kedua, dimana pandemi ini akan berakhir di bulan Juli 2020. Namun jika melihat data terus meningkatnya jumlah pasien positif baru, mungkin jelang akhir April ini kita bahkan belum mencapai puncak penyebaran. Terlebih coronavirus yang awalnya identik tersebar di perkotaan dengan tingkat mobilitas tinggi, kini mulai dilaporkan kasus baru yang muncul dari desa-desa.

Jiwa yang Tersisa Setelah Corona
3 Skenario Covid-19. Sumber : www.pinterpolitik.com
Jika bisa membayangkan kehidupan seperti apa yang akan kita jalani after Covid-19? Tentulah jiwa yang tersisa setelah corona adalah para manusia luar biasa. Karena setelah melalui pandemi ini, yang tersisa dari diri kita adalah jiwa yang bersyukur. Bersyukur atas sekecil karunia yang masih bisa kita nikmati, bersyukur atas sebesar apapun masalah yang mungkin kita lalui selama pandemi. Rasa syukur yang tak hanya terucap lewat sebuah kata "Terima kasih, ya Allah" atau "Alhamdulillah..", namun diiringi perbuatan baik bagi sesama. Menyisihkan harta, membantu tenaga, hingga membeli dagangan mereka, adalah jiwa mulia yang tersisa.

Selanjutnya adalah jiwa yang bersabar. Bersabar dan beribadah sebagai penolong kita di kala sempit, bersabar dengan keteguhan hati untuk tidak berbuat kejahatan maupun kecurangan di masa sulit ini, dan bersabar dengan pertolongan Allah melalui usaha untuk selalu menjaga ciptaan-NYA, yaitu tubuh kita. Salaamun 'alaykum bimaa sobartum..

Jiwa yang Tersisa Setelah Corona
Jiwa yang Tersisa Setelah Corona

Yang terakhir adalah jiwa yang mampu mengambil pelajaran. Bahwa ketetapan Tuhan hari ini pastilah bukan sesuatu yang sia-sia. Kita jadi makin banyak merenung tentang betapa banyak nikmat Allah yang telah kita dustakan, yang tidak kita kelola dengan baik, bahkan tak jarang kita mengecilkan nikmat-NYA. Maka sudah selayaknya pandemi hari ini menjadi titik balik kita untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Hendak kemana kah kamu pergi, jika bukan kembali pada Allah Penguasa Alam Semesta ini. 

Related

Omong Kosong 4530319385309222485

Post a Comment

Hai, saya Nurul.
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar pada artikel ini. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam hangat.

emo-but-icon

item