Kisah Pengemis dan Penjual Koran (Perdebatan Ibu dan Anak) #1

Kisah Pengemis dan Penjual Koran (Perdebatan Ibu dan Anak) #1 Seperti yang kita tahu, belakangan ini pemerintah gencar menyadarkan para...

Kisah Pengemis dan Penjual Koran (Perdebatan Ibu dan Anak) #1
Kisah Pengemis dan Penjual Koran (Perdebatan Ibu dan Anak) #1
Seperti yang kita tahu, belakangan ini pemerintah gencar menyadarkan para warga untuk tidak memberi uang kepada pengemis. Karena selain mengganggu ketertiban jalan, dengan selalu menyodorkan uang pada pengemis berarti kita turut serta membangun mental - mental pengemis di negara ini.

Bahkan Pemprov DKI sampai membuat perda larangan memberi uang kepada pengemis yang terdapat dalam Pasal 40 Perda DKI Jakarta No 8/2007 tentang Ketertiban Umum. Sehingga warga yang memberi uang bisa dikenai tindak pidana ringan (tipiring). Di kota saya -Semarang- sosialisasi tentang larangan memberi uang kepada pengemis dilakukan di tiap-tiap lampu merah melalui rekaman speaker.
" Bahkan Pemprov DKI sampai membuat perda larangan memberi uang kepada pengemis yang terdapat dalam Pasal 40 Perda DKI Jakarta No 8/2007 tentang Ketertiban Umum. Sehingga warga yang memberi uang bisa dikenai tindak pidana ringan (tipiring). "
Saya yakin bahwa sebagian besar dari kita mendukung larangan memberi uang kepada pengemis, sedangkan di keluarga kami biasanya masih melihat-lihat dulu apakah si pengemis sudah renta, udzur atau cuma karena malas bekerja.

Suatu hari waktu kami pergi bersama, saat berhenti di lampu merah perempatan jalan putra sulung kami pun bertanya,
Abang : "Kenapa Ayah nggak ngasih uang ke pengemis itu?" 
dan dijawab sang ayah "Kan yang ngemis masih muda Bang, masih sehat, harusnya masih mampu bekerja. Kenapa nggak jualan aja kayak yang lain -penjual koran / minuman di pinggir jalan-, berarti dia pemalas.."
saat itu si Abang hanya terdiam, sepertinya dia sedang berpikir...

Beberapa minggu setelah kejadian itu, suatu sore saya yang sedang bercerita tentang galaksi pada si adek di teras rumah tiba-tiba Abang menghampiri sambil berlari setelah bermain sepeda bersama teman-temannya. Ia langsung duduk didepan saya dan bertanya "Bunda, katanya kan nggak boleh ngasih uang sama pengemis, katanya mereka suruh jualan aja, lha uang yang buat jualan dapet dari mana kalau nggak ngemis dulu?"

Saya rada roaming sejenak, anak ini lucu, datang sambil lari tau-tau tanya soal pengemis ;)
Bunda : "Ya ambil uang tabungan, atau pinjem sama teman dulu."
A : "Kalau ga punya tabungan?"
B : "Pinjem teman dulu dong.."
A : "Kalau nggak punya teman?"
B : "Ya pinjem keluarga atau sodaranya.."
A : "Kalau nggak punya sodara?"
B : "Ya pinjem tetangga.." 
A : "Kalau nggak punya tetangga?"
B : "Ya pinjem keluarga lagi atau pinjem pak RT.." #mulai erosi
A : "Kalau masih nggak punya juga? uangnya dari manaaaa?" #ikutan marah
B : "Memangnya tinggal di hutan kok nggak ada siapa-siapa?" #ikutan saraf =P
hadeeeh..... si Abangnya jengkel, saya sndiri jadi antara geli, lucu, pengen emosi juga ^_^
A : "Maksudnya gimana? Abang nggak paham!" Pake falceto alias nada tinggi
B : "Ya Abang jangan jengkel gitu kalau belum paham... Misalnya budhe -ART kami- mau jualan air minum botol tapi nggak punya uang, jadi pinjem uang Bunda dulu 100 ribu. Kalau udah ada yang beli, dapet uang, uang Bunda dikembaliin lagi.." cerita saya panjang lebar
A : "Loh pinjem kok dibuat beli, pinjem itu ya dipegang aja sebentar terus dikembaliin lagi. Ya nggak boleh itu pinjem uang dibawa pulang, apalagi dibuat beli!" #gubrakkkk

To be continued ^,^

Kisah Pengemis dan Penjual Koran (Perdebatan Ibu dan Anak) #2 dapat Mommies baca DI SINI

Related

Parenting 2687819286053165323

Post a Comment

Hai, saya Nurul.
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar pada artikel ini. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam hangat.

emo-but-icon

item