Maafkan Bunda Nak, Bila Belum Menjadi Teladan Terbaikmu

Maafkan Bunda Nak, Bila Belum Menjadi Teladan Terbaikmu :: Maafkan Bunda Nak, Bila Belum Menjadi Teladan Terbaikmu:: Hari Minggu ...

Maafkan Bunda Nak, Bila Belum Menjadi Teladan Terbaikmu
Maafkan Bunda Nak, Bila Belum Menjadi Teladan Terbaikmu
:: Maafkan Bunda Nak, Bila Belum Menjadi Teladan Terbaikmu::

Hari Minggu kemarin, saya perhatikan si Adek suka sekali berkata dengan nada mengancam kepada Abangnya. Berebut buku sedikit, terlontar "Bener lho ya", "Awas lho kalau lama..". Entah dalam sehari kemarin berapa kali ia mengulang-ulang kalimat yang sama, seakan kegirangan mendapat "sesuatu" yang baru.

Malam harinya seusai maghrib saya panggil si Adek, mendudukkannya di pangkuan saya, memeluknya dan mengatakan bahwa saya menyayanginya. Lalu saya ungkapkan kerisauan yang saya rasakan seharian ini, "Adek sayang, kenapa ya hari ini Bunda dengar Adek sering sekali bicara dengan mengancam? Bunda tau, Adek sedang menirukan seseorang. Bunda atau Abang yang sedang Adek tiru?"

Dan dengan wajah polosnya, ia menjawab "Bunda...". Kemudian saya lanjutkan, "Anak sholeh boleh nggak bicara sambil mengancam?" Lalu iapun menggelengkan kepala. Saat itu juga saya mengucap istighfar dan mengulurkan tangan padanya untuk meminta maaf. "Maaf ya Dek, Bunda udah ngasih contoh yang nggak baik sama Adek. Lain kali kalau Adek dengar Bunda bicara seperti itu lagi, tolong Bunda di ingatkan. Bilang aja, Bunda ayo istighfar, bicara tidak boleh sambil mengancam.."

Pembicaraan sarat pelajaran itu pun ditutup dengan pelukan kecil dan tosh kami dengan penuh semangat. Ahh... Masih banyak PR saya untuk menjadi teladan terbaik bagi mereka.

Gambar diambil dari hanifatmayuniar.wordpress.com

Related

Pendidikan Anak 7861532059352789777

Post a Comment

Hai, saya Nurul.
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar pada artikel ini. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam hangat.

emo-but-icon

item