Sosok Ibu dalam Waktu
Sosok Ibu dalam Waktu Ibuku..... Ibu adalah orang yang paling panik saat aku akan menghadapi ujian semesteran. Setiap akan menghada...
https://www.parentingid.com/2017/12/sosok-ibu-dalam-waktu.html
Ibu adalah orang yang paling panik saat aku akan menghadapi ujian semesteran.
Setiap akan menghadapi ujian, Ibuku akan mulai mengajariku belajar sejak seminggu sebelumnya.
Bagiku, belajar dengan ayah itu lebih enak karena lebih santai, sedangkan ibu selalu menyuruhku untuk serius belajar dan tak boleh keluar kamar sebelum aku lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ibuku untuk ujian besok. -Aku jadi merasa penuh beban.-
Sebelum ujian aku selalu demam, hampir selalu begitu selama di Sekolah Dasar. Semua karena aku takut bila ujian kali ini aku tak bisa menjadi nomor 1 dan Ibu akan marah padaku. -Padahal itu tak pernah terjadi-
Hal mengejutkan terjadi saat di akhir kelas 5, peringkatku merosot drastis menjadi nomor 5 dan ibu tak mengatakan hal-hal buruk padaku. -Ternyata ibu tidak galak!-
Aku senang saat Ujian Nasional Sekolah Dasar akhirnya aku diperbolehkan belajar sendiri di kamar. Jujur saja aku merasa lebih bebas dan lebih dewasa karena bisa belajar sendiri tanpa bantuan ibu, meski hasil ujianku-pun tidak membuatku sebagai murid nomor 1 tapi aku bahagia karena ibu mempercayaiku untuk belajar sendiri. -Rasanya ibuku semakin baik sekarang ^_^-
Ibu yang mengajarkan kami bahwa setiap pagi aku dan adikku harus berbagi tugas menyiapkan pakaian dinas ayah dan ibu serta memasang segala atributnya, menyemir sepatu, mem-brasso ikat pinggang. Dan saat ayah atau ibuku pulang kami juga harus berbagi tugas siapa yang mengambilkan air minum, membawakan sepatu dan tas. Saat itu aku hanya mengerjakannya tanpa tau apa maksud Ibuku. -Dan sekarang aku kembali mengajarkannya pada anak-anakku-
Ibu menanamkan meski kami boleh bermain di siang hari, tetapi kami harus tetap beristirahat dan kembali ke rumah sebelum ibu pulang kerja. Sampai suatu hari saat suara motor ibu terdengar, aku dan adikku masih dirumah tetangga depan rumah. Serta merta kami berlari kerumah dan menangis di hadapan ibu, sedangkan ibu hanya tersenyum dan mengusap kepala kami tanpa sepatah katapun. -Kenapa ibu tidak marah?-
Saat ditanya teman-teman akan melanjutkan SMP dimana, aku hanya menjawab akan bersekolah di pondok, seperti keinginan ibuku. -Meski aku tak tahu apa artinya.-
Selama di pesantren, ayah ibu rajin menjengukku dengan membawa berbagai makanan. Bahkan teman-temanku mengenal ibu karena beliau selalu membawa udang goreng tepung dan tahu bakso yang enak! -meski aku malu karena sering dijenguk, tapi aku bahagia bisa banyak bercerita dengan ibu-
Suatu hari saat sedang menjenguk di pesantren, Ibu tiba-tiba meminta maaf kepadaku karena selama ini telah bersikap terlalu keras dalam hal pendidikanku. Dan akupun terharu. -Aku semakin sayang Ibu-
Ketika aku sedang sakit, ibu tak pernah ragu untuk menungguiku dan ikut menginap di pesantren. Hingga tiap hari harus berangkat subuh dari solo ke semarang untuk bekerja dan kembali ke solo dengan bus sampai aku sembuh. -Pasti ibu capek sekali ;(-
Sampai kuliah pun, ayah dan ibu selalu menjemputku di kampus selama satu semester pertama. -belum bisa bawa motor & nyetir belum lancar, sampai dikatain manja sama pak satpam. wkwkwk-
Saat mulai menyukai lawan jenis, ibulah yang paling getol pesan ini itu. -waktu itu ibu serasa musuhku, semuanya serba salah-
Tibalah saat aku menikah dan kini mempunyai dua Ibu. Ibu kandungku adalah penasehatku. Ibu mertuaku adalah tempatku berbagi cerita, aku bersyukur beliau begitu memahamiku. -Senangnya punya dua Ibu yang kukasihi-
Setelah menikah dan tinggal sendiri, Ibu masih juga memikirkan rumahku. Boyong tanaman, suruh beli jam dinding yang gede, suruh ngecat rumah lagi biar fresh, dan ini itu melebihi rumahnya sendiri. -sampe bingung sendiri mana yang mau dilakuin duluan-
Baru-baru ini aku mendengar Ibu bercerita pads suamiku, bahwa saat ayahku sedang melanjutkan pendidikan selama 1 tahun di luar kota (aku masih SD) banyak hal terjadi di keluarga besar kami hingga Ibu harus putar otak tentang keuangan agar tak membebani ayah yang sedang menjalani pendidikan. Ibu bilang bahwa saat itu sangat berat, bahkan untuk makan ibu hanya sanggup belanja lauk untuk aku dan adikku, sedangkan Ibu mengambil dedaunan di kebun yang bisa dijadikan sayur sebagai lauk beliau. -Sampai detik ini aku bahkan tak pernah tau masa kami pernah sesulit itu :(
Sekarang meski aku telah menjadi "Ibu", tiap kali Ibu berkunjung kerumah kami, Ibu tetaplah Ibu. Yang pagi-pagi ke pasar dan memasak di dapurku untuk keluarga kecil kami, membelikan bahan-bahan dirumah yang habis, menyiapkan cemilan untuk cucu-cucunya bahkan disaat kami masih terlelap. -aaah... Ibu-
Ibu. Saat kami berkunjung menjengukmu, Ibu juga masih menyiapkan segala sesuatunya untuk anak-anaknya. Karena anak adalah peminta-minta sejati dan Ibu tetaplah Ibu, berapapun usia anaknya. -tempat Ibu tak akan tergantikan oleh apapun-
Baca juga : Wajib Militer ala Anak SD
Sosok Ibu dalam Waktu |
Baca juga : Hidup Untuk Apa?
Saat ini, aku dan ibu banyak berbagi cerita tentang kehidupan, apa tujuan kita hidup sebenarnya dan tugas utama kita selaku seorang hamba kepada Tuhannya. -Ibu adalah partner terbaik dalam 'Fastabiqul khairat' atau berlomba-lomba dalam kebaikan'-
Saat ini, aku dan ibu banyak berbagi cerita tentang kehidupan, apa tujuan kita hidup sebenarnya dan tugas utama kita selaku seorang hamba kepada Tuhannya. -Ibu adalah partner terbaik dalam 'Fastabiqul khairat' atau berlomba-lomba dalam kebaikan'-
"Tuhan, terima kasih telah mengijinkan aku (dan suamiku) dilahirkan dan di didik oleh Ibu-Ibu yang luar biasa."
Tulisan ini sekaligus sebagai ungkapan kasih sayang menyambut Hari Ibu, tanggal 22 Desember nanti. Terima kasih Mbak Noorma dan Mbak Chela, si guru kecil untuk tema kerennya di #ArisanBlogGandjelRel periode 17 ini. Semoga bermanfaat!
terima kasih juga tulisannya mbak.. banyak sekali yang bisa saya petik.. salam buat Ibu yaa mbak :)
ReplyDeleteTrimakasii Mba Noorma, smoga kita jg bisa jadi ibu terbaik bagi anak2 kita ya, aamiin
DeleteBener ibu kandung emang tak tergantikan, kalau aku pernah dirawat di rs mamahku gak pernah nungguin, yang nungguin bapakku ama nenekku heuheu, pas pernah kecelakaan motor mau sidang skripi mamah pun hanya nungguin sehari di kosan hehe, tapi mamahku teman curhatku sampai saat ini, kalau bumerku seringnya kasih uang tiap kesini atau pas aku kesana, tapi mamahku kalau disini mesti nyetrikaan bajuku dan masakin, rumah pulang beres semua, emang kasih ibu sepanjang masa 👍😊
ReplyDeleteIyya bener banget mba, tak tergantikan pokoknya..
Deleteaku baper baca ini :(
ReplyDelete